Peringatan Isra` Mi`raj MAN 4 Bone, Sebuah Momentum Mengimplementaskan Hijrahnya Rasul
Kontributor
Awang Tangka, (Humas Bone) - Keluarga Besar MAN 4 Bone memperingati Isra’ Mi’raj pada Sabtu (4/3/2023) di Parkiran MAN 4 Bone. Acara ini dihadiri oleh Kepala MAN 4 Bone, Kepala TU MAN 4 Bone, Tenaga Pendidik, Tenaga Kependidikan serta peserta didik AN 4 Bone. Acara dimulai pada pukul 09.00 WITA dengan diawali pembacaan ayat suci Al- Qur’an lalu dilanjutkan sambutan Kepala MAN 4 Bone Andi Muhammad Irfa. Peringatan Isra’ Mi’raj MAN 4 Bone kali ini mengangkat tema “Implementasi hijrahnya rasul dalam kehidupan generasi muda di era digital.”
Andi Muhammad Irfan, menyampaikan rasa syukur sekaligus mengucapkan terimakasih kepada seluruh keluarga besar MAN 4 Bone yang telah hadir meluangkan waktunya pada acara hari ini. “Pada hari ini marilah kita jadikan acara ini sebagai wadah untuk bersilaturahmi serta dengan israj mi’raj ini kita bisa mengimplementasikan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad untuk dilajutkan kepada kita-kita ini sebagai ummatnya agar kita mendapat syafaat diakhirat nantinya.

Pada kesempatan yang sama Uztas M. Asad menyampaikan ceramahnya sesuai tema Isra Mi'raj pada hari ini, merupakan salah satu peristiwa penting yang patut dirayakan oleh umat Islam. Namun, tahukah kamu apa pengertian dari Isra Mi'raj, kisah yang tertuang di dalamnya, serta hikmah
Isra Mi'raj adalah merupakan peristiwa saat Nabi Muhammad melakukan perjalanan di malam hari, yaitu dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, lalu naik ke Sidratul Muntaha di langit ke tujuh dalam satu malam.
Menurut ulama, Isra Mi'raj terjadi satu tahun sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah, yakni pada tanggal 27 Rajab. Hal ini berdasarkan surat Al-Isra ayat 1.
Tujuan perayaan hari Isra Mi'raj adalah untuk mengenang perjalanan luar biasa yang dilakukan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, lalu dinaikkan Allah SWT ke langit tertinggi, yakni Sidratul Muntaha. Selain itu, perayaan ini juga diharapkan mampu menambah keimanan kita, baik kepada Allah SWT juga kepada Rasulullah SAW.
.jpeg)
Isra berarti perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Mekah ke Masjidil Aqsa di Yerussalem. Sedangkan Mikraj adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari bumi ke Sidratul Muntaha bersama Malaikat Jibril. Selama menapaki langit ketujuh, Rasulullah sempat bertemu dengan beberapa nabi.
Rasulullah bertemu Nabi Adam di langit pertama, Nabi Isa di langit kedua, Nabi Yusuf di langit ketiga, Nabi Idris di langit keempat, Nabi Harun di langit kelima, Nabi Musa di langit keenam dan Nabi Ibrahim di langit ketujuh.
"Ditinggal oleh dua tokoh yang sangat Beliau sayangi, yang mendukung perjuangannya dalam menyiarkan agama Islam. Pertama, istrinya tercinta yaitu Khadijah Al Kubro. Kedua, yakni pamannya, Abu Thalib," jelasnya.
Oleh karena, pada masa itu disebutkan tahun kesedihan Rasulullah SAW.
"Terlihat dari sini, maka tujuan Isra Miraj itu memberikan suatu bahasanya rekreasi biar Rasulullah SAW tidak sedih lagi. Rasulullah SAW direkreasikan oleh Allah SWT dan diajak bertemu langsung dengan Allah SWT," jelasnya.
Dengan bertemu langsung Allah SWT, bertujuan agar Rasulullah SAW semakin kuat dalam menyiarkan agama Islam.
Kemudian tujuan kedua, dilihat dari surat Al-Isra bahwa tujuan Isra Miraj adalah menunjukkan kepada Rasulullah SAW terhadap keagungan-keagungan Allah SWT.
"Karena dalam Isra Miraj itu Rasulullah SAW pada perjalanan ditunjukkan dengan keagungan-keagungan Allah SWT, peristiwa-peristiwa ghoib, pengalaman-pengalaman spiritual yang dalam. Bahkan kemudian Rasulullah SAW bertemu langsung dengan Allah SWT," jelasnya.
Kemudian dalam Isra Miraj, Allah SWT memerintahkan secara langsung salat 5 waktu.
"Perintah-perintah lainnya itu diperintahkan melalui perantara malaikat Jibril, tapi khusus untuk salat diperintahkan secara langsung. Ini menunjukkan bahwa salat itu sangat penting karena diperintahkan oleh Allah SWT secara langsung," jelasnya.
Awal perintah salat sebanyak 50 rakaat, kemudian Rasulullah SAW turun dan bertemu dengan Nabi Musa.
Nabi Musa kemudian mengatakan bahwa nanti umat Rasulullah SAW akan kesulitan, lantas Rasulullah SAW kembali meminta kepada Allah SWT.

"Diturunkan menjadi 10 rakaat, kemudian oleh Nabi Musa dibilang juga masih berat, naik lagi ke Allah SWT sampai jadi 5 rakaat," jelasnya.
Kemudian Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Musa lagi, juga dibilang masih berat.
Namun Rasulullah SAW mengatakan, "Saya malu kepada Allah SWT untuk kembali lagi."
"Ini berarti kita boleh meminta kepada Allah SWT, tapi jangan kemudian kita memaksa. Jadi harus punya rasa malu kepada Allah SWT," jelasnya. (ishak/ahdi)